"when I meet Shinichi"
by : arisa-chan kawaii
Disclaimer : Aoyama Gosho, Tite Kubo
please enjoy 4th chapter .RnR please~ ^^
"Siaaaaaaaaaaaaaal!" geram Byakuya .
Dia sangat kesal ketika ia tahu lukisannya tidak ditemukan di mana pun.
Begitu juga dengan Kogoro yang sejak tadi terus menangis, terkulai lemah di ruang perawatan karena ia pun tahu, anak perempuan satu-satunya hilang.
Dia terus mengigau memanggil-manggil nama puterinya. Sesekali memanggil nama istrinya, Eri Kisaki.
"Keadaannya memburuk". Kata dokter yang merawat Kogoro. "dari tadi ia hanya mengigau. Badannya pun panas".
"Yaaaaaaaaah, detektif kok sakit seeh!" gerutu Ichigo.
"Hush, jangan gitu ah! Kan kasihan pak Kogoro. Lagipula, Ran belum ditemukan saat ini. Lukisan kakak juga." Ucap Rukia sambil menengok ke arah kakaknya yang sedang duduk, menundukkan kepala. terlihat depresi. Rukia pun menghampiri kakaknya itu.
"Kak," Kata Rukia sambil duduk di samping kakaknya. "Sudahlah, jangan terlalu sedih seperti ini. Kita bisa mencari lukisan itu sekali lagi. Ya?"
"Tapi... Lukisan itu banyak ditawar para milyarder di Jepang ini. Dan itu satu-satunya lukisan termahal yang pernah aku buat. Bagaimana aku tidak sedih?" Ucap Byakuya dengan nada sedikit kesal.
"Bukan cuma lukisan itu aja yang dipikirin!" celetuk Ichigo. "Nyawa teman kita, Ran"
Semua yang ada diruangan itu terdiam sejenak. Hening, tak ada satu patah kata pun.
"Polisi dan aparat keamanan yang lainnya sedang mencari Ran. Kita hanya bisa menunggu, dan berdoa". Kata Rukia dengan matanya yang mulai berkaca-kaca, menahan jatuhnya air mata.
Sementara itu di suatu tempat entah di mana. Akhirnya Ran tersadar.
"Di mana aku ini?" Tanya Ran pada diri sendiri. Dia melihat keadaan di sekitar. Akhirnya dia beranjak dari tempat tidur dan mulai berjalan di ruangan yang redup itu.
"haloo... ada orang di sini?" tanya Ran, entah pada siapa. Dengan jalan yang masih terlihat lemas, ia melihat sosok seorang lelaki yang sedang duduk di kursi ruang keluarga.
"Sepertinya aku kenal dia" kata Ran dalam hati. Ran pun berusaha untuk mendekati pria itu, dan menyapanya.
"Hei," Ran akhirnya menyapa pria itu. Pria itu menoleh ke arah Ran Dan ternyata pria itu adalah...
"Shi, Shinichi?" Ran terkejut ketika melihat sosok pria itu adalah Shinichi. Seseorang yang sangat ia rindukan. mereka pun saling beratatapan. Shinichi yang tadi sedang duduk, akhirnya ia pun berdiri. Mereka berjalan saling mendekat.
"Shi, Shinichi!" Ucap Ran sambil berjalan dengan lemasnya. Air matanya jatuh dan membasahi pipinya. Sementara itu, Shinichi tak bisa berkata apa-apa saat itu. Dia hanya bisa mendengar ucapan 'rindu'nya Ran. Dengan jalan yang tertatih-tatih, ia mencoba memeluk Ran.
"Ran..." Ucap Shinichi dengan nada penuh haru. "Maafkan aku... Ku mohon, maafkan aku!"
"Shi, Shinichi... Shinichi..." Ran pun semakin menangis, air matanya bercucuran dan membasahi lantai di ruangan itu.
Mereka pun semakin dekat, dekat dan dekat. Akhirnya mereka saling berpelukan di ruangan itu.
Suasana menjadi penuh haru. Dengan diiringi isak tangisan Ran, Shinichi meminta maaf pada Ran. "Ran, maafkan aku yang selama ini selalu meninggalkanmu..."
"Shinichi! Kau tahu, aku merindukanmu! Setiap malam aku memikirkan keadaanmu! Aku takut bila hal buruk terjadi padamu saat memecahkan kasus! Kau tak pernah merasakannya, Shinichi!" Bentak Ran pada Shinichi dengan tangisan yang terdengar memilukan.
Shinichi hanya bisa tertunduk sedih. Ia belum siap untuk mengatakan bahwa dia tidak meninggalkan Ran untuk memecahkan kasus. Tapi selama ini ia berubah menjadi sosok anak kecil yang disebutnya 'Conan' karena racun APTX4869 yang dicekoki oleh organisasi hitam.
"Ran... Ku mohon maafkan aku. Aku berjanji, aku tak akan meninggalkanmu lagi!" Ucap Shinichi pada Ran dengan penuh harapan. Berharap Ran mau mengerti dan percaya padanya.
"I, iya Shinichi... Aku mengerti. Maaf ya mungkin aku yang terlalu egois.. haha" Kata Ran tersenyum dan meneteskan air mata. Shinichi menyeka air mata yang membasahi pipinya Ran.
Dan mereka pun berpelukan dengan erat... Ran tak kuasa menahan air matanya dan ia pun menangis lagi.
"Shinichi... Shinichi..." Ran terus menyebut-nyebut nama lelaki yang ia cintai itu.
"Aku di sini, Ran. Ku mohon, jangan menangis lagi... Dasar cengeng!" Kata Shinichi so' tegar sambil melepaskan pelukannya.
"Shinichi, apa kau diundang juga ke rumah itu?" Tanya Ran.
"Ke rumah siapa, Ran?" Shinichi penasaran.
"Itu... Ke rumah Pak Byakuya, si pelukis yang kaya itu.."
"Ooooh... Iya aku juga diundang. Tadi aku mengunjungi rumahnya, namun aku melihat kau terbaring di taman rumahnya.. Dan aku membawamu ke sini." jelas Shinichi.
"Lho? memangnya akuuu kenapa bisa pingsan ya?" Tanya Ran sambil memegang dahinya.
"Aku rasa kau sedang tidak enak badan, makannya kau pusing dan jatuh pingsan."
"Oh, begitu ya.."
"Oya, dan aku juga... telah menemukan suatu petunjuk mengenai kasus ini. Mungkin... Kaito Kid itu tidak bermaksud mencuri lukisannya, lagi pula ia kan lebih suka permata, daripada sebuah lukisan." kata Shinichi mengutarakan analisis singkatnya.
"Jadiii... maksud Kid mengirim surat ancaman itu untuk apa?" tanya Ran heran.
"hmm..." Shinichi hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaan Ran. "Kita lihat saja nanti, yang jelas, aku sudah tahu, maksud Kid itu apa. Ayo, kita ke rumah Byakuya!" Shinichi menarik tangan Ran dan pergi bersamanya ke rumah Byakuya itu.
Sesampainya di sana...
"OH anakku, Ran...! Kogoro berteriak dengan kagetnya setelah melihat kedatangan Ran. Ia berusaha bangun dari tempat tidur ruang perawatan itu, namun... ia tidak bisa.
"Waaaah, itu ya.. Shinichi Kudo yang selama ini dikabarkan hilang?" tanya Sakuba Haguru sambil tersenyum.
"Heeei Shinichiii! Aku merindukanmu! hahaha!" Heiji Hattori dengan gembira memeluk Shinichi Kudo yang sebenarnya ia tahu, bahwa Shinichi adalah Conan.
"Oooooh.. Itu pacarnya Ran ya? Ehmm.. tampan juga ya. Hihihi" Ucap Rukia sambil tersenyum-senyum. "Heiii kau pacarnya Ran kan? Waaaah Ran! kau dan Shinichi cocok sekali, seperti pasangan suami istri saja! Fufufufu."
Wajah Ran dan Shinichi langsung memerah.
"Ka, kami tidak berpacaraaaaan!" bantah mereka berdua dengan wajah yang semakin memerah. Semua yang di ruangan itu mentertawakan mereka berdua.
"Akhirnya!"
"Eh... Pak Byakuya?" tanya Shinichi.
(mengangguk) "terima kasih sudah mau datang. Tapi saying sekali, lukisanku yang mahal itu sudah dicuri!" kata Byakuya dengan wajah yang sedih.
"Alaaaaah paling juga sama si Kid itu kan! Huh! itu sih, gampang ditebak!" Kata kogoro dengan sombongnya.
"Maaf pak, tapi kami belum tahu pasti, anda jangan asal bicara dulu." Cetus Hakuba dengan nada dingin.
"Aa, apa katamuuu! Grrrrrrrr!" Kogoro kesal dan berusaha bangun dari tempat tidur, namun tetap tak bisa.
NGIIIIIING...
Tiba-tiba suara microphone yang baru dinyalakan terdengar dari speaker di ruangan itu.
"Byakuya Kuchiki, sang pelukis terkenal..." Suara tak dikenal itu terdengar dari speaker. Semua orang yang ada di ruangan perawatan spontan melihat ke arah speaker itu.
"Si,siapa kau!" gertak Byakuya.
"Hmmmm... HAHAHA... Kau ingin lukisan indahmu ini kembali?" Kata suara itu lagi.
"Siapa kau? Jangan hanya bisa bersembunyi! Tunjukan dirimu! kau Kaito Kid 'kan?" gertak Byakuya sekali lagi dengan nada yang tinggi.
"Lihat ke halaman depan, kau akan menemukan lukisanmu di sana.. HAHAHAHA!"
Akhirnya, mereka semua pergi ke halamn itu, sementara ada beberapa penjaga tetap di tempat dan dua orang perawat yang merawat Kogoro.
"Ugh sial! aku tah bisa ke sana!" gerutu Kogoro yang masih terbaring di tempat tidur.
Dan setibanya di halaman depan, mereka melihat pemandangan mengerikan.
Darah bercucuran di mana-mana. polisi yang berjaga-jaga pun tumbang. Sementara tepat di atas kepala mereka sebuah kelikopter hitam terbang dan mengantung lukisan mahal Byakuya itu di kaki helicopter.
Mereka hanya bisa melihat helicopter itu, beberapa polisi yang masih tersisa mencoba menembaki helicopter itu.
Tak lama, seseorang membuka pintu helicopter dan...
"Oh, tidak!" Mata shinichi terbelalak melihat sosok wajah orang di atas itu.
***********to be continued************
No comments:
Post a Comment