Sunday, November 21, 2010

When I Meet Shinichi | chapter 2

"when I meet Shinichi"
by : annisa nursantika
Disclaimer : Aoyama Gosho, Tite Kubo
hai hai hai... o genki desu ka?
ketemu lagi dengan saya, arisa-chan~~ XD
akhirnya terliris juga chapter 2 *terliris? emangnya album lagu!*
hehehehe .. yang udah mau read and review.. hontou ni arigatou gozaimasu...
ok, please enjoy chapter 2! : )
"Huuh! bapak ini GR-an banget ya?" Kata rukia dalam hati.
"Ayaaah.. Jangan terlalu bangga! Nanti ayah malah dikalahin sama Kid!" Bentak Ran *wew, membentak orang tua!*
"Hmm... Rukia, memangnya kenapa dengan lukisan si Byakuya itu?" Tanya ichigo dengan nada cool.
"Panggil dia kakak!" Rukia membentak.
"Yayayayaya! Kenapa dengan lukisan kakak mu?" Ichigo mengulangi pertanyaannya itu.
"Yah! Kemarin malam kakak ku mendapat surat ancaman dari si Kid itu. Katanya dia akan mengambil lukisan terbaru kakak yang berjudul 'Sun on Mount Fuji' . Yaa akhirnya kakak meminta pak Kogoro ini untuk datang ke rumak kakak dan melindungi lukisan milik kakak... Semua detektif terkenal juga katanya sih diminta hadir..." Jelas Rukia panjang lebar.
"Ja, jadi bukan aku saja yang diminta melindungi lukisan itu, hah? Kusso!" Kogoro kesal.
"Yaa.. dan kepolisian Jepang juga diminta hadir..." Jawab rukia.
"Kaya banget keluarga ini ya?" kata kogoro dalam hati.
"Baiklah~~ aku akan membuatkan makan malamnya.. kalian tunggu lah di sini." Ran pun segera pergi ke dapur untuk membuatkan makan malam.
"Eh, ran! Tunggu ~~ boleh aku ikut memasak dengan mu?" Tanya rukia. Ran pun menghentikan lagkahnya.
"Ah, tentu saja Rukia! Senang sekali mendengarnya! Ayoo ikut aku!" Jawab Ran dengan senang. Mereka berdua pun pergi ke dapur. Mereka memasak dengan semangatnya. sementara itu, Kogoro sedang menyaksikan acara 'Masak Bersama Yoko Okino' dengan mata berbentuk love dan menjulurkan lidahnya *yuck! emangnya anjing apa? XDD –ditendang kogoro* dan Ichigo sedang memainkan game di ponselnya. Tak lama kemudian makan malam pun sudah tersedia.
"Yatta! akhirnya makan malam sudah tiba juga!" Teriak Kogoro dengan semangat.
"Ayah! Jangan teriak-teriak seperti itu! Malu tau!" Ran memarahi Kogoro.
"Yayayayaya!"
"Hmmm.. Kayaknya enak tuh!" kata Ichigo.
"Iya donk! Ini kan buatan aku dan Ran! Ahahahahahahaha..." Kata rukia dengan bangga.
"Ahahahaha..Rukia.. Eh, sebentar, aku akan menelepon Conan dulu ke rumah professor Agasa." Ran pergi ke ruang tamu.
"Ran, langsung aja ke hp-nya Conan! anak itu kan suka kelayapan ke mana aja!" Kogoro memberi saran.
"Oh, baiklah. Ran mau telepon ke HP conan aja deh!" Ran pun mengangkat gagang telepon untuk menelepon Conan, tapi...
'TULALIT...TULALIT...TELEPON ANDA UNTUK SEMENTARA TIDAK DAPAT DIPAKAI, SILAHKAN MELAKUKAN PEMBAYARAN'
Ternyata telepon di kantor Detektif tak dapat dipakai nelepon keluar karena tulalit.
"A, ayaaah! Teleponnya tulalit ya?" Ran kesal dan menghampiri kogoro.
"Ah? ahahahaha benar! Teleponnya tulalit, cuma bisa nerima telepon doank!" Jelas Kogoro. Ichigo dan Rukia mentertawakan mereka.
"Terus kenapa ga ayah bayar, atuh? Kan jadi berabe kalo telepon tulalit!" Kata Ran dengan sedikit logat sunda *wew, orang jepang bisa logat sunda!*
"Ran, kau tau sendiri kan! Beberapa minggu ini Ayah sepi permintaan kasus." Jelas Kogoro lagi.
"Ya udah! Aku mau telepon pake hape aku aja deh!" Ran pergi ke kamarnya. Ran pun menelepon hp Conan, tapi...
'MAAF, SISA PULSA ANDA TIDAK MENCUKUPI UNTUK MELAKUKAN PANGGILAN INI. SILAKAN ISI ULANG PULSA ANDA'
*miskin banget keluarga detektif, ya? udah telepon tulalit, pulsa abis lagi! =,=a*
"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" Ran berteriak kesal.
"Hee? Ran kenapa ya?" Tanya Rukia.
"Entahlah~~" Jawab Ichigo dan Kogoro bersamaan.
"Ran! Cepat kemari! Kita makan malam, nanti makanannya dingin!" Teriak kogoro.
Ran pun melangkah ke arah ruang makan dengan wajah kesal.
"Kalo boleh tau, Conan itu siapa? Jangan-jangan pacar kamu yaa?" Tanya Rukia sok tau.
"Bu,bukan Rukia..Conan itu anak yang dititipkan di sini, karena kedua orang tuanya pergi ke luar negeri." Jawab Ran sambil tersenyum.
"Umurnya berapa, Ran?" Tanya Ichigo.
"masih 7 tahun."
"Ohh..."
Suasana di kantor detektif itu menjadi hening, makan malam pun belum mereka makan.
H-E-N-I-NG
"Lalu..." Suara Kogoro memecah keheningan diantara mereka. "Kapan kita makan malam, hah?" Tanya Kogoro dengan nada kesal.
"Ya sudah, kita makan sekarang, lagi pula.. 'kruuuuuuuuuk~'" Suara perut Ichigo yang kelaparan terdengar jelas. *wew*
"Baiklah kita makan! Itadakimasu~!" Kogoro memulai acara makan malam.
"Itadakimasu~~!" Ran, Rukia dan Ichigo juga Kogoro makan dengan lahap. Kelihatannya mereka sudah sangat lapar. Setelah selesai makan...
"Aduuuh~~~ Conan mana ya? Kok dia belum pulang?" Tanya Ran dalam hati. Ran merasa sangat cemas.
"Nih!" Ichigo menyodorkan hp-nya. "Pake aja HP ku! Masih banyak kok, pulsanya."
"Benarkah? Ah, makasih kalo gitu. Aku janji ga akan pake lama-lama." Kata Ran dengan senangnya.
"Yooo! Santai aja kaleee." Sahut Ichigo. Ran pun segera menelepon HP Conan.
'tuuuuut...tuuuuuut...tuuuuuuut...piiip'
"Ha,haloo.. Ini siapa ya?" Conan menjawab panggilan dari Ran.
"Ah, Conan! Kemana aja kamu? Kak Ran dari tadi mencemaskan mu!" kata Ran setengah membentak penuh kecemasan.
"Gommen ne, Ran-neechan. A,aku ke asyikan main game di rumah Profesor. Ahahahaha"
"Conan.. Kamu udah makan? Kapan pulang?"
"Hmm... untuk malam ini aku akan menginap di rumah Profesor. Tak apakan, Kak Ran?"
"Ah, ya udah deh! Oh ya, udaranya dingin sekarang. Jaga diri kamu baik-baik ya! Besok ada kasus, kamu mau ikut kan?"
"Ka,kasus apa Kak Ran?"
"Kasus keluarga Kuchiki yang mendapat surat ancaman dari Kid. Mau ikut?"
"Hmmm... Nanti aku kasih tau lagi, Kak.. Sudah malam. Sampai Jumpa Kak Ran!"
'piiiiip' Conan mematikan HP nya.
"He,hei! Conan! Ah! Diputus!" Kata Ran kesal.
Rukia tiba-tiba datang dan bertanya. "Udah? Apa katanya?"
"Conan mau nginep di rumah professor Agasa. Oh ya, terima kasih HP nya, Ichigo" Jelas Ran sambil mengembalikan HP itu.
"Yoo! You're welcome." Kata Ichigo sambil menerima HP nya.
Malam itu, waktu menunjukkan jam 8 malam. Rukia pun berpamitan pulang.
"Ah, Ran. Sepertinya aku harus pulang. Kalau tidak, kakak akan menghawatirkan ku. Terima kasih atas makan malamnya. Dan Pak Kogoro, jangan lupa besok datang ya?" Kata Rukia berpamitan.
"Ya! Pasti aku akan datang! Aku kan detektif terkenal! Bwahahahahahahahaha" Kogoro berkata dengan bangganya.
"Ahahahahaha... Ayo, Ichigo! Kita pulang!" Ajak Rukia sambil menarik tangan Ichigo.
"Eeee... Rukia..." Kata-kata Ran terputus.
"Kau sudah lupa ya? Aku kan di sewa jadi bodyguard nya Kogoro! Ya berarti aku nginep di sini donk!" Jelas Ichigo setengah berteriak.
"Heee? Benarkah, Pak?" Rukia bertanya.
"Iya! Kau pulang sendiri saja!"
"Baiklah kalo gitu! Aku pulang ya! Dadaaaaaaaaaah~~!" Seru Rukia.
"Daaaaaah~~~!" Ran melambaikan tangannya ke Rukia. Rukia pun pergi meninggalkan kantor detektif.
Keesokan harinya~~~
"Ayaaaah! Banguuuun!" Ran membangunkan Kogoro.
"Hooaaam~~ Nyam nyam... Yaaa! Udah jam berapa?" Tanya Kogoro setengah mengantuk.
"Udah jam 10 lebih 15 menit ayah!"
"Lebih tepatnya lagi jam 10.20~~!" Teriak Ichigo dari ruang tamu.
"A, Apaaaa? Siaaaaaaaaaaaal! Aku telaaaaaaaaaat! Kenapa kau tak membangunkan ku, Ran!" Tanya Kogoro dengan nada kesal.
"Aku kan sudah membangunkan Ayah!" Jawab Ran dengan nada kesal pula.
'BLA BLA BLA BLA BLA' mereka bertengkar sampai terdengar jelas ke ruang tamu.
"Dasar detektif bodoh!" Kata Ichigo pelan.
Akhirnya mereka pun meninggalkan kantor detektif. Mereka pergi ke Soul Society, *tepatnya ke rumah keluarga Kuchiki* untuk memenuhi permohonan dari sang pelukis, Byakuya Kuchiki.
Byakuya : "Ehhhh! gue kan shinigami! kok jadi pelukis! Authornya gimana sih!"
arisa-chan : "Kan udah ada di summary! A U! Jadi keluar jalan cerita aslinya!"
Byakuya : "Oh~~ gommen ne...!"
Sesampainya di sana~~~
"Ah, selamat datang Pak Kogoro! Senang bertemu anda." Sambut Byakuya, sang pelukis itu kepada Kogoro.
"Ahahaha.. Senang juga bertemu anda. Bagaimana lukisannya? Aman-aman saja kah?" Tanya Kogoro.
"Tentu saja! Dari semalam sampai sekarang ada 100 personil polisi yang berjaga di sekitar rumahku. Jadi lukisanku ya aman-aman saja." Jelas Byakuya. Sementara di belakang Kogoro, Ran mendengar percakapan mereka.
"Se,seratus?" Ran terkejut. "Kaya sekali keluarga Kuchiki ya?"
"Ya, benar! Keluarga Kuchiki memang keluarga yang terpandang di Soul Society." Ichigo menjelaskan.
"Ohh...begitu yaa.."
"Ya!"
"Oh ya, Pak Kogoro, mana bodyguard anda?" Tanya Byakuya.
"Oh, bodyguard? Tenang! Dia sudah ku sewa.. Ichigo, kemari!" Kogoro memanggil Ichigo. dan Ichigo pun mengahmpiri mereka berdua –Kogoro dan Byakuya-
"Ah! Bukankah kau Ichigo yang pacarnya Rukia kan? Pak Kogoro, memangnya dia bisa menjadi bodyguard mu?" Tanya Byakuya dengan nada tak percaya pada Ichigo.
"Ehhhh itu... saya pasti percaya." Jawab Kogoro dengan nada tak yakin.
"Ahhh... si Byakuya itu meremehkan ku!" gumam Ichigo dalam hati.
"Ya sudah kalau bapa memang percaya padanya." Kata Byakuya. Byakuya pun pergi menuju ruangan tersimpannya lukisan. sementara itu, Rukia menghampiri Ran, Ichigo dan Kogoro.
"Haiiii semuanyaaaa! Terima kasih sudah mau datang..." Sambut Rukia dengan gembira.
"Iya, Rukia... Aku ingin Tanya sesuatu..." kata Ran.
"Yaaa, tanya apa, Ran?"
"Emangnya yang diminta kakak mu untuk hadir, banyak ya?"
"Lumayan... Beberapa detektif ternama dan staf kepolisian Jepang sudah diminta hadir.. Maklum, kakak ku over protektif banget... Apalagi lukisan yang sekarang adalah lukisan yang banyak ditawar oleh para miliyarder!" Jelas Rukia.
"Yaaaah... Pasti detektif-detektif amatiran yang hadir kan? Hah! Mereka tak sebanding denganku!" Kata Kogoro dengan sombongnya.
"Hmmm... Entahlah Pak Kogoro.. Lagipula tampaknya para detektif itu sangat serius dalam menerima ancaman dari Kid itu." Jelas Rukia.
"Emangnya siapa aja detektif lain yang dateng?" Tanya Ran penasaran.
"Ada Hakuba, Heiji, Pak Kogoro sendiri, dan detektif lainnya, aku lupa namanya. Mereka sudah pada dateng, tapi ada seorang detektif yang kayaknya bakal telat. Tapi dia janji kok mau dateng." Jelas Rukia lagi.
"Si,siapa dia? Siapa?" Ran semakin penasaran.
"Dia detektif yang sudah lama dikabarkan hilang. Namanya... Shi...Shi.. Ah iya, Shinichi Kudo!"
"A,apaaaaaaaaaa?" Kogoro tiba-tiba berteriak. "Si bocah sialan itu!"
"Shinichi...Shinichi...Kau di mana?" Tanya Ran dalam hati.
******************bersambung ke Chapter 3*****************

No comments:

Post a Comment